"Yang Terlupa Setelah Tiada": Mengapa Kita Wajib Menulis Buku Profil Tokoh-Tokoh Melayu”

Di tanah ini—Bunda Tanah Melayu—telah lahir banyak tokoh hebat. Mereka adalah sosok yang berpeluh, berkorban, dan berjuang dalam diam demi marwah bangsa. Ada yang dikenang, ada yang disanjung… tapi kebanyakan hanya selagi mereka masih hidup. Saat mereka wafat, perlahan nama mereka tenggelam, seolah-olah mereka tak pernah ada.


Kita, generasi hari ini, sedang kehilangan arah karena tak mengenal para pejuang tanah sendiri. Kita terlalu mudah melupakan jasa, mengabaikan sejarah, dan membiarkan nama-nama mulia itu hilang ditelan waktu—tanpa jejak, tanpa cerita, tanpa penghargaan.

Inilah Sebabnya Kita Wajib Menulis Buku Profil Tokoh Melayu.

1.Agar Warisan Nama Mereka Tetap Bernyawa dalam Ingatan Bangsa

Orang-orang hebat Melayu tak selalu tampil di layar TV atau halaman koran. Mereka adalah tetua adat, guru tanjak, pemuda penjaga kampung tua, atau pejuang sosial yang bekerja dalam senyap. Bila kita tak menulis kisah mereka, mereka hanya akan hidup dalam kenangan sesaat—lalu hilang.

Buku adalah makam kehormatan paling agung. Ia menjaga nama tokoh tetap harum, bahkan ratusan tahun setelah jasadnya tiada.

2. Karena Ucapan Terima Kasih Tidak Cukup

Apalah artinya ucapan "terima kasih" jika setelah wafat, kita bahkan tidak menyebut nama mereka dalam pidato atau pelajaran? Apalah artinya gelar “Panglima”, “Dato”, atau “Tokoh Adat” jika sejarah hidup mereka tak pernah ditulis, dibaca, dan diwariskan?

Menulis buku profil tokoh adalah bentuk syukur dan bakti yang paling luhur—bukan sekadar kata, tapi warisan nyata.


3. Untuk Menjadi Cermin dan Teladan Generasi Muda

Generasi muda hari ini lebih kenal tokoh-tokoh luar negeri daripada tokoh di kampung sendiri. Mereka lebih tahu kisah superhero fiktif daripada panglima-panglima Melayu yang nyata. Mengapa? Karena kita tak menulis kisah mereka.

Padahal kita punya banyak pahlawan adat, tokoh persatuan, dan penjaga budaya yang kisah hidupnya layak dijadikan buku bacaan wajib di sekolah-sekolah.

4. Agar Budaya Tak Putus di Ujung Zaman

Setiap tokoh Melayu membawa nilai, petuah, dan kearifan lokal. Jika mereka pergi tanpa kita dokumentasikan, maka hilanglah satu lapisan warisan. Dan jika itu terus berulang, kita akan kehilangan jati diri bangsa.

Buku profil tokoh-tokoh Melayu adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan. Ia bukan sekadar biografi, tapi pelita yang menerangi jalan generasi mendatang.


Mari Menulis Sebelum Terlambat

Jangan tunggu mereka wafat untuk menyesal.

Jangan tunggu nama mereka lenyap untuk menulis.

Mari kita abadikan mereka dalam buku, dalam lembaran sejarah yang tak akan lapuk oleh waktu. Sebab jika kita tidak menulis, siapa lagi? Jika bukan sekarang, kapan lagi?

Tokoh Melayu harus dikenang bukan hanya dalam upacara, tapi dalam lembar buku yang dibaca anak cucu.

“Selagi hidup mereka dipandang, setelah tiada jangan sampai mereka dilupakan.”
“Buku adalah saksi abadi, bahwa mereka pernah ada—dan pernah berjasa.”


Agar Jejak Mereka Tak Hilang Bersama Kepergian

Tokoh-tokoh Melayu yang kita kenal hari ini—mereka yang berjasa menjaga adat, budaya, dan marwah bangsa—terlalu berharga untuk hanya diingat saat mereka masih bernyawa. Setelah mereka tiada, terlalu sering kita lalai. Nama mereka pelan-pelan hilang, seolah tak pernah ada.

Karena itu, kita wajib menulis. Menulis bukan sekadar mencatat, tapi menghidupkan kembali nilai dan semangat mereka. Dan lebih dari itu—buku tentang mereka harus dimasukkan ke dalam perpustakaan, agar:

  • Anak cucu kita bisa membacanya,

  • Para pelajar bisa menjadikannya bahan pelajaran,

  • Dan masyarakat luas tahu bahwa tanah ini pernah melahirkan tokoh-tokoh besar.

Sebuah buku di perpustakaan adalah obor yang menyala abadi. Ia menjadi penjaga nama, pelanjut cerita, dan bukti bahwa bangsa ini pernah punya pahlawan yang tak pernah minta dipuja, tapi layak dikenang.

"Bila mereka telah tiada, biarlah buku menjadi suara yang tetap berbicara."

________________________ 

ditulis oleh Iwang, Tim Kreatif Bayang Bayang Anak Negeri

082285337801

0 Comments

🏠 Home