Bab 4: Cinta dan Bakti yang Terlambat Disadari

Buku Apa Pun Karunia-Mu untukku di Akhirat, Persembahkan untuk Ayah dan Ibuku
Bab 4: Cinta dan Bakti yang Terlambat Disadari

Mentari senja berwarna sendu,
Terasa perih di relung kalbu.
Terlalu lama hatiku beku,
Lupa menatap wajah penuh restu.
Kini hanya tinggal rindu,
Dan sepi yang menggema bisu,
Pada cinta yang tak terbalas dahulu.

Tak semua anak menyadari besarnya cinta orang tua saat cinta itu masih ada.
Ada yang sibuk mengejar dunia, lupa ada tangan tua yang pernah membantunya berdiri.
Ada yang tak pernah bertanya kabar, hingga suatu hari hanya batu nisan yang bisa dikunjungi.
Aku adalah salah satunya—anak yang mencintai, tapi terlalu lambat menyadarinya.

Kini aku mengerti bahwa kasih sayang mereka tidak menunggu untuk dihargai,
namun aku menyesal tidak lebih awal membalasnya.
Waktu telah merenggut banyak kesempatan:
kesempatan untuk memeluk lebih lama,
untuk mendengar lebih dalam,
dan untuk mengucapkan "terima kasih" yang sebenarnya terlalu sedikit untuk semua yang telah mereka beri.

Namun aku belajar:
Cinta tak mati hanya kerana jasad telah tiada.
Bakti tak berhenti hanya kerana waktu telah berlalu.
Doa menjadi jembatan untuk menyampaikan cinta yang tertunda.
Sedekah, amal jariah, dan akhlak baik—semuanya menjadi hadiah yang tetap mengalir,
bahkan ketika tangan ini tak lagi mampu menggenggam tangan mereka.

Maka dalam setiap sujudku, aku mintakan Surga untuk ayah dan ibu.
Aku tahu, tak ada balasan yang layak kuberikan selain satu harapan:
"Ya Allah, apa pun karunia-Mu untukku di akhirat, persembahkanlah semuanya untuk ayah dan ibuku."

Doa untuk Cinta dan Bakti yang Tertunda

Ya Allah,
Engkau Maha Mengetahui isi hati yang penuh sesal.
Engkau Maha Mendengar rintih yang terlambat terucap.

Jika cinta ini datang terlambat,
terimalah ia sebagai cinta yang tulus dan bersungguh.
Jika baktiku tak sempat kulakukan saat mereka hidup,
izinkan aku menggantinya dengan amal yang mengalir untuk mereka.

Apa pun cahaya dari sedekahku,
mohon sampaikanlah kepada mereka sebagai tanda cintaku.

Dan jika aku layak menerima Surga dari-Mu,
titipkanlah Surga itu untuk ayah dan ibuku.

Waktu berlalu tak bisa kutunggu,
Namun kasih tak pernah layu.
Rasa bersalah menjadi candu,
Namun harap tak pernah beku.
Apa pun karunia dari-Mu,
Jika layak untukku satu,
Mohon hadiahkan untuk ayah dan ibuku.


Catatan Penting

Buku: "Apa Pun Karunia-Mu untukku di Akhirat, Persembahkan untuk Ayah dan Ibuku"

Buku ini hadir sebagai sebuah pengingat yang penuh makna, untuk kita semua agar senantiasa menghormati dan mencintai orang tua, meski mereka telah tiada. Sebagai bentuk kasih sayang dan doa yang tidak terputus, semoga setiap halaman buku ini menjadi refleksi bagi kita untuk terus berbakti, walau jarak dan waktu memisahkan.

Jika Anda tergerak untuk ikut berkontribusi pada   buku ini sebagai amal jariyah, hubungi kam di,
📱 0822 8533 7801 (WhatsApp)

0 Comments

🏠 Home