Buku: "Apa Pun Karunia-Mu untukku di Akhirat, Persembahkan untuk Ayah dan Ibuku"-
Bab 1: Munajat Malam — Kembali Pada Allah
Dingin malam menyentuh Qalbu,
Langit sunyi tiada berlagu.
Di sejadah tempat yang syahdu,
Rindu terlerai bertemu Tuhanku.
Air mata jatuh membasahi pipiku,
Mengalir doa dari hatiku,
Memohon rahmat hanya dari-Mu
Ketika malam menutup dunia dengan sunyinya, masih ada jiwa yang menolak untuk lelap. Ia tidak mencari dunia, melainkan mencari Dia yang menciptakan dunia. Dalam sepertiga malam yang paling hening, ketika doa lebih dekat daripada bayang, ketika air mata lebih jujur daripada kata-kata—di situlah bermula munajat yang sebenar.
Munajat malam bukan sekadar ibadah; ia adalah keikhlasan yang paling dalam. Ia adalah jeritan halus jiwa yang lelah, namun tak pernah kehilangan harapan. Dalam diam dan tunduk, seorang anak memohon: “Apa pun karunia-Mu untukku di akhirat, persembahkan untuk ayah dan ibuku.” Kerana tiada siapa lebih layak untuk menerima pahala yang kekal, selain mereka yang telah memberikan segalanya di dunia—tanpa meminta kembali.
Munajat adalah jalan pulang. Di situ terletak kerendahan hati, tempat seorang anak mengaku betapa banyak salahnya, betapa banyak lalainya kepada Tuhannya, dan kadang juga kepada ibu bapanya. Namun kasih Tuhan tiada sempadan, dan kasih orang tua tetap mengalir meski tanpa kata.
Jika ada satu harapan yang boleh kupilih dalam hidup ini,
maka biarlah seluruh amalanku, tangisan malam ini, dan sujud panjangku, menjadi persembahan agar ayah dan ibu dimuliakan di sisi-Mu, ya Allah.
Kerana mereka tidak pernah meminta balasan, maka tempatkanlah mereka di sisi-Mu yang paling indah.
Doa Munajat Malam
Ya Allah...
Dalam malam-Mu yang sunyi ini,
aku datang sebagai anak yang hina,
membawa harapan yang besar
untuk dua insan yang telah mengorbankan segalanya untukku.
Ampunilah dosa mereka,
lapangkanlah kubur mereka,
terangilah jalan mereka menuju-Mu.
Jadikan setiap langkahku kebaikan untuk mereka,
dan setiap amalku sebagai hadiah yang mengalir tanpa henti.
Kerana aku tahu,
takkan pernah cukup nafasku untuk membalas jasa mereka,
melainkan Kau, Tuhan yang Maha Membalas.
Terimalah aku,
agar aku menjadi anak yang menghadiahkan kebaikan kepada orang tuanya,
di dunia ini, dan di akhirat nanti.
Dalam munajat kutemui hikmat,
Dalam tangis tersirat nikmat.
Apa pun karunia dari akhirat
Persembahkanlah untuk ayah bundaku.
Untuk ayah bundaku, persembahkanlah khidmat.
Dalam munajat kutemui restu,
Dalam tangis tersimpan syahdu.
Hati yang jauh kini bersatu,
Dengan Tuhanku yang Maha Satu.
Segala harap kupulang pada-Mu,
Apa pun karunia akhirat-Mu,
Persembahkan kepada Ayah dan Ibuku.
Next : Bab 2
Catatan Penting
Buku: "Apa Pun Karunia-Mu untukku di Akhirat, Persembahkan untuk Ayah dan Ibuku"
Buku ini hadir sebagai sebuah pengingat yang penuh makna, untuk kita semua agar senantiasa menghormati dan mencintai orang tua, meski mereka telah tiada. Sebagai bentuk kasih sayang dan doa yang tidak terputus, semoga setiap halaman buku ini menjadi refleksi bagi kita untuk terus berbakti, walau jarak dan waktu memisahkan.
Jika Anda tergerak untuk ikut berkontribusi pada buku ini sebagai amal jariyah, hubungi kam di,
📱 0822 8533 7801 (WhatsApp)
0 Comments