DUMAI — Menjelang pelaksanaan Musyawarah Seniman Dumai (MUSENDA), sosok senior dan tokoh penting kesenian Kota Dumai, Zamzami, angkat bicara. Sebagai mantan Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kota Dumai dua periode—2005–2008 dan 2008–2013—Zamzami menyampaikan harapan besar terhadap gelaran MUSENDA yang akan segera digelar dalam waktu dekat.
“Lembaga Dewan Kesenian Daerah (DKD) adalah rumah besar yang menaungi denyut kesenian di Kota Dumai. Dengan akan diselenggarakannya MUSENDA, harapan saya sangat besar kepada seluruh kawan-kawan seniman, pencinta seni, pegiat seni, dan masyarakat seni lainnya untuk bersama menyambut momen ini dengan semangat yang utuh dan kebersamaan yang kokoh,” ujar Zamzami.
Menurutnya, MUSENDA bukan sekadar agenda rutin, tetapi panggung penting untuk menata ulang arah perjalanan kesenian Dumai—agar lebih adaptif terhadap zaman, lebih kuat dalam struktur, dan lebih tajam dalam visi kebudayaan.
“Yang paling utama harus kita pahami bersama adalah bagaimana kesenian ke depan harus ditingkatkan, bukan hanya dalam ekspresi, tapi juga sebagai jembatan program-program pemerintah untuk mewujudkan seni dan budaya yang dilestarikan, dikembangkan, dipromosikan, bahkan menjadi tonggak lahirnya seniman-seniman baru yang berkualitas,” tuturnya.
Zamzami menekankan bahwa nuansa Melayu harus tetap menjadi dasar dari setiap garapan seni, sebagai identitas budaya lokal yang tidak boleh larut dalam gelombang global tanpa arah.
Bagi Zamzami, kesenian bukan semata hiburan—tetapi sarana untuk menitipkan pesan sejarah, menjaga jati diri negeri, dan membangun martabat budaya di tengah arus perubahan.
“Karya seni harus menjadi medan perjuangan. Kita menjadikan Melayu sebagai panglima, seni sebagai senjata, dan budaya sebagai cahaya. Inilah cara kita menitipkan identitas negeri melalui suara, gerak, rupa, dan getar rasa,” tegasnya.
Sebagai tokoh yang pernah menakhodai DKD Dumai selama dua periode, Zamzami juga berpesan agar MUSENDA menjadi wadah pembaruan yang sehat, demokratis, dan penuh semangat kolektif.
“Saya percaya, jika kita satukan hati, bulatkan tekad, dan kobarkan semangat, kita mampu melahirkan seniman dan budayawan yang tangguh, mandiri, dan relevan dengan zaman. Mari jadikan MUSENDA ini sebagai titik balik kebangkitan seni budaya Dumai yang lebih bermarwah,” pungkasnya.
Dumai menanti. Seniman bersiap. Marwah mesti dijaga, dan zaman harus disapa.
Karena dari panggung seni, kita menulis jejak sejarah yang tak lekang oleh waktu.(Ig)
0 Comments