🔹 Sudah saatnya Dumai mereformasi diri.
Betul—reformasi!
Tapi bukan reformasi politik kekuasaan atau tatanan birokrasi semata.
Yang kita butuhkan jauh lebih mendasar:
Reformasi marwah — pembenahan harkat dan harga diri,
terutama dalam rekrutmen tenaga kerja anak-anak negeri,
anak-anak Melayu yang menjadi penjaga wajah tanah ini.
📄 Selama ini, rekrutmen dibungkus dalih administrasi:
Syarat berlapis, prasyarat tak masuk akal,
dokumen bertumpuk, prosedur melelahkan.
📉 Tapi pada akhirnya—
semua hanya menjadi berkas-berkas yang
berakhir di tempat pembuangan.
Kehilangan makna. Kehilangan harapan.
❗ Yang tersisa hanyalah kekecewaan.
❗ Yang tinggal hanyalah generasi yang merasa tak dianggap.
🪨 Di tepi jalan,
di bawah terik matahari,
anak-anak Melayu berdiri dengan tubuh kurus terbakar matahari.
Bukan memegang pena atau buku.
Bukan membawa berkas lamaran atau cita-cita.
Tapi menggenggam batu cadas—
simbol kerasnya hidup yang tak memberi ruang untuk tumbuh.
Adilkah itu?
🗣️ Mari kita duduk bersama, berpikir jernih, dan bertindak bijak.
Demi marwah Melayu.
Demi tanah Dumai yang kita cintai.
🧬 Jangan sampai anak cucu kita
mewarisi luka dan malu,
bukan warisan kehormatan.
🧭 Kalau bicara soal cerita gagah,
orang Melayu selalu paling depan.
Kalau bicara soal harga diri,
orang Melayu mendirikan kepala,
mengenakan tanjak dengan bangga.
Tapi saat melihat anak Melayu meminta-minta,
kita justru menunduk—bukan karena iba,
tapi karena malu.
Malu kepada siapa?
➡️ Kepada anak itu?
➡️ Atau kepada diri sendiri
yang telah membiarkan mereka kehilangan pilihan?
Kita sering mencemooh dan berkata:
“Buat malu Melayu jo!”
Tapi pertanyaannya:
Siapa sebenarnya yang mempermalukan?
Anak yang menadah tangan?
Atau kita,
yang membiarkan mereka tak punya tempat berpijak?
Kalau kita malu karena mereka meminta-minta,
lebih malu lagi jika kita biarkan mereka meminta-minta selamanya.
⚖️ Saatnya Berhenti Menyalahkan
✅ Membangun sistem yang adil
✅ Membuka ruang yang setara
✅ Membina, bukan membinasakan
✅ Mengangkat harkat, bukan membiarkan terpuruk
Bila marwah Melayu diinjak di tanahnya sendiri,
kita bukan hanya kehilangan martabat,
kita sedang menggali kubur masa depan.
🔔 Seruan bagi Para Pemimpin dan Pemilik Kekuasaan:
🧒 Negeri ini tidak hanya dibangun dengan aspal dan besi,
tapi dengan air mata dan harapan anak-anaknya.
✊ Bangkitlah!
Jangan biarkan marwah Melayu luruh tanpa pembelaan.
Karena…
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
🔱 Marwah dijaga, negeri terpelihara.
🔱 Hormat ditinggikan, masa depan diselamatkan.
0 Comments