MUSENDA V – DEWAN KESENIAN DAERAH DUMAI 2025 (Sebuah keletah di musim kemarau basah)

Oleh: Darwis Mohd Saleh

Tuhan ciptakan neraka dengan amat seni.
Tuhan ciptakan syurga juga dengan sangat seni.
Sayangnya, insan seni di daerah ini membangun Dewan Seni Daerah sini seperti buih di parit redang—menumpuk dalam sekat arus yang mengalir. Membumbung tinggi buih itu, namun hanya dihenggat sekat itu sahaja.



Dalam peran aliran, seniman lepas terbiarkan hanyut—ada yang ke laut lepas, ada yang menguap ke langit bebas. Tak berjejak, pergi dengan karya-karya yang hanyut dan garang, karena kepekaan sosial kesenian yang lepas dari gumpalan buih yang bergelayut besar dan pengecut—menghadap kemarau dan tengkujuh atas persoalan insan berkesenian yang diidap, nyaris ketergantungan pada kemalasan berpikir karya dan pengecut menyeruduk di saat kesenian itu sangat dibutuhkan saat ini sebagai identitas, profesi, dan peran penting sosial budaya yang meregang saat ini di bangsa dan negara ini.

Retorika formatur dewan dirarak bagai buih bir Bintang dan buih bir hitam, seumpama buih di air gambut.
Artinya, riaknya cuma awal—misi dituang di atas meja MUSENDA. Setelah terbentuk, misi jadi susut dan pengecut. Semuanya tinggal setengah saja, menguap dalam gelas keegoisan dan mengembun ke tepi dinding gelas kaca nan didiamkan.

Dampak birahi tumbuh setelah itu. Gelas pun jadi gelas kosong, bahkan jadi gelas pecah.
Dan seniman pun hanya abuk suntuk, dikacah-kacah kepentingan eksekutif dan legislatif yang lupa diri asalnya kuasa—di antaranya datang dari insan seniman yang mengamanahkannya.
Mereka membuat jurus mabuk dan lupa daratan, sambil melupakan nasib dan peran seniman itu sendiri beserta lembaga Dewan Keseniannya.

Parahnya lagi, para formatur nganggur bak minum anggur—ngonggoi di sudut waktu pembangunan dan ulang tahun kota ini, di mana senimannya kehilangan kata-kata seni, akibat mabuk pesta demokrasi, barangkali.


Keletah ini tidak bermegah.
Jujur bertindak dan jujur bercakap adalah Marwah dan Sunnah.
Wassalam.

SENEPIS, 27 Mei 2025
#sorotan
#essay





0 Comments

🏠 Home