DUMAI — Di tengah gaung Musyawarah Seniman Daerah ke-V (MUSENDA V) Dewan Kesenian Kota Dumai, suara penuh makna datang dari Kasiarudin Jalil—sosok pelopor yang pertama kali menakhodai DKD Dumai pada periode 2002–2005.
Sebagai tokoh pembuka jalan kesenian di Dumai, Kasiarudin tak tinggal diam. Ia menyampaikan seruan yang menggugah, sebagai pesan moral dan budaya bagi para pemilik suara dalam MUSENDA kali ini.
“Perhatikanlah dengan saksama. Pilihlah mereka yang betul-betul hidup dan tumbuh dalam dunia kesenian—yang bukan hanya piawai di panggung, tapi juga lincah di dunia digital. Mereka yang mengolah video, mengisi ruang maya dengan karya, membuat vlog, videotron, dan menghidupkan semangat seni di mana pun mereka berada.”
Seruan itu bukan sekadar ajakan memilih, tetapi juga pengingat bahwa seni tak boleh lagi terkurung dalam bingkai lama. Ia harus menyapa zaman, menari bersama teknologi, dan tumbuh bersama generasi.
“Zaman ini bergerak cepat. Maka Dewan Kesenian Dumai harus dipimpin oleh sosok yang tidak hanya mencintai seni, tetapi juga paham cara menghidupkannya di tengah dunia yang serba digital. Mereka yang bisa membaca tanda-tanda zaman dan mengubahnya menjadi peluang untuk berkembang.”
Dalam nada yang penuh harapan dan ketegasan, Kasiarudin menyebut, inilah waktunya memilih ‘Nakhoda sejati’—pemimpin yang membawa cahaya, yang akan menyalakan kembali semangat kolaborasi, kreativitas, dan kemajuan.
“Semoga akan terpilih Dahoda yang mampu membawa DKD Dumai lebih baik, lebih maju, dan berkembang sesuai semangat zaman yang penuh ilmu, teknologi, dan komunikasi.”
Menutup pesannya, Kasiarudin menyampaikan harapan kuat: agar MUSENDA V menjadi ruang sakral untuk merajut masa depan seni Dumai—yang bermarwah, berkelas, dan tak tertinggal zaman.
“Selamat bermusyawarah. Jaga marwah, jaga semangat. Dan semoga Dewan Kesenian Dumai terus jaya—bukan hanya sebagai organisasi, tetapi sebagai napas hidup dari jiwa-jiwa yang mencintai seni.”
0 Comments